10 November 2010

10 november 2010

Hari pahlawan ya...tapi sepertinya sudah banyak mahasiswa yang melupakan hari ini. Apa sih yang dinamakan pahlawan? Orang yang sudah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia??? Kemerdekaan dari apa? Dari Belanda? Jepang? Inggris?? Ataukah kemerdekaan dari Singapura, Thailand dan Malaysia serta China??? Tanpa disadari kita sudah banyak terjajah oleh negara2 yang unpredictable seperti itu.

Miris...setiap kali melihat seleb negeri ini berlibur. Ke singapura, malaysia, thailand, semua diliput dan dilebaykan beritanya. Padahal di Indonesia sendiri banyak sekali obyek wisata. Tapi mengapa orang2 kaya kita lebih memilih negeri seberang??? Jawabannya gampang. GENGSI!!! Yeah!! It’s talk about prestise. Dimana semua orang mengagungkan negara2 tersebut. Tanpa mereka tahu, itulah yang mencoreng nama Indonesia sendiri.

Kembali ke hari pahlawan. 10 november dimana arek2 suroboyo merobek warna biro bendera belanda yang berkibar menjadi merah putih. Hal itu patut kita kenang, kita banggakan. Anak muda jaman dulu yang begitu gigih memperjuangkan sebuah kata MERDEKA dengan berjuta mimpi dan harapan akan negeri yang makmur dan bebas dari penguasaan negara lain, dengan semangat dan tekad yang membara, tanpa memperhitungkan nyawa apalagi harta benda. Dalam benak mereka hanyalah ada satu kata mutlak : MERDEKA!!!

Sekarang, coba bandingkan dengan anak2 muda jaman yang orang bilang modern, millenium ini. Mahasiswa bisanya hanya demo gak penting!!! Menyuarakan apa yang menurut mereka benar, dengan merusak fasilitas umum, fasilitas rakyat, berkata dengan penuh emosi meminta keadilan, tanpa mereka sadari, kata2 mereka tak berarti sama sekali. Saya sering miris melihat banyak sekali teman2 mahasiswa terutama UNS sering berdemo tidak penting. Kadang saya mencibir “emang siapa yang mau dengerin???” atau berpikir mereka sekedar cari sensasi dan perhatian, mau ngeksis. Jujur saja, saya paling anti demo!!! Bikin kulit item dan suara serak aja!!!! Tapi demo itu memang ga baik kecuali demo masak dan demo kecantikan . Tapi whatever, itu urusan mereka, yang nanggung resiko juga mereka. Biar mereka mau dikata pahlawan mahasiswa atau pahlawan orang kecil kali. Tapi saya takl setuju dengan demo anarkis yang seperti itu. Maaf.

Saya, mungkin hanya satu orang yang berpikir nyleneh dalam memaknai hari pahlawan ini. Tentang bagaimana kita bersikap menghadapi polemik yang menimpa negeri ini. Korupsi, studi banding ga jelas, bencana alam, dan skripsi saya tentunya. Mulailah dari satu hal kecil yang bernmakna. Bukan dengan demo, bukan dengan anarkis, bukan dengan cara mafia. Namun satu hal yang tak pernah terpikirkan mereka para pendemo jalanan tak punya otak (maaf saya sering mendapati mahasiswa yang berdemo IPK nya rata-rata berkisar antara 2.0 – 2.5). Bergeraklah dengan tangan kita sendiri, jika kita mampu, bergeraklah, jika kita tak mampu sendiri, ajaklah sekitar dengan halus dan tanpa paksaan. Mulailah bersatu, seperti para pahlawan terdahulu kita, mereka bersatu. Meski tak saling kenal, tapi mereka punya 1 kesamaan yaitu INDONESIA. Sama seperti kita, kita walaupun beda suku, beda agama dan beda daerah, tapi kita sama, kita INDONESIA.

Bersatulah teman2ku, akurlah. Kita buat perubahan dengan cara kita sendiri. Dimulai dari hal kecil, membantu saudara2 kita yang terkena bencana, ajarkan adik2 kita budaya jujur agar negara kita kelak bebas dari korupsi, mulailah menanan pohon demi masa depan anak2 kita kelak, jelajahilah negeri kita yang kaya akan wisata keindahan, pakailah produk dalam negeri kita sendiri. Kita mungkin bukan pahlawan, karena pahlawan yang sesungguhnya adalah mereka yang perjuangannya merebut tanah air ini mempertaruhkan darah mereka. Namun, kita “pahlawan” dalam lingkungan kita sendiri.


Sebuah coretan ga penting dari saya dengan segala kerendahan hati saya di sore nan dingin ini. 

0 komentar:

Posting Komentar

About this blog

mari menulis dalam blog

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Cari Blog Ini