My First Ride After Accident

4 Oktober lalu, saya mengalami kecelakaan yang sangat menyakitkan. Muka saya ancur (tulangnya) dan hidung saya tambah mancung (kata temen saya--entah, mungkin cuma menghibur saya saja hihi). Dan yang tersisa dari kecelakaan itu adalah trauma berkepanjangan. Jika ada kendaraan yang terlalu dekat dengan kendaraan yang saya tumpangi, maka jantung saya berdetak kencang, dan perasaan takut yang luar biasa. Dan saya benar2 berhenti untuk mengendarai motor.

Jumat lalu, saya memberanikan diri untuk "menyentuh" motor lagi, sedikit demi sedikit saya memutar motor pacar saya yang notabene motor yang saya kendarai saat kecelakaan. Hanya memutar posisi saja tangan saya sudah gemeteran dan lamaaaaa sekali saya memutar. Hal itu saya lakukan ketika pacar saya sedang masuk ke dalam kostnya. Dan ketika dia keluar, tampaklah ekspresi kaget namun ada sedikit rasa senang di raut wajahnya. Mungkin dia pengen bilang "Alhamdulillah, ni anak mau nyentuh motor juga" hihihi.

Tapi sudah, cukup sampai disitu. karena saya sudah sangat gemeteran.

Dan kemarin, saya pulang ke rumah, ada motor nganggur, Mionya om saya. Iseng2 saya memberanikan diri untuk menaikinya. Tante saya sudah memperingatkan saya untuk TIDAK mengendarai motor, apapun jenisnya, tapi saya ngotot. Dan baiklah, saya menaikinya juga.
100 m, aman, saya tampak seperti orang yang benar2 baru belajar naik motor. Hanya berani sampai angka 40km/jam saja, dengan sedikit "ndut-ndutan" dan gagap serta gemeteran, saya beranikan diri putar2 kampung.

Jalanan sedikit licin karena hujan semalaman, dan saya masih "keder" ,mengatasi keadaan jalan tersebut. Sampir di dekat masjid, lagi2 ada motor yang mendekati saya dalam jarak yang terlalu dekat dan hampir menyerempet saya. Saya panik, dan tiba2 saya teringat peristiwa kecelakaan saya, dan saat itu juga perasaan takut menyerang.

Begitu sadar, saya sudah terperosok ke pohon teh2an bersama si Mio. Kondisi Mio sudah belepotan tanah dan saya basah akibat air dari pohon. Dan saya pulng dengan jalan pelaaan sekali haya 20 km/jam, dengan jantung yang masih berdetak kencang, dan merasakan kaki saya yang nyut2an karena posisi jatuh yang tidak menguntungkan bagi kaki saya hehehe.

Sampai di rumah, saya disambut gelak tawa saudara2 saya termasuk om2 dan tante2 saya. Untung saat itu tak ada orangtua saya, karena kalau mereka tahu saya nekat naik motor, bisa didiskon lagi uang jajan saya hiks.

Ahh...ternyata untuk sembuh dari trauma itu tak hanya butuh niat dan usaha. Entah harus butuh apa lagi. Dan saya masih merasakan trauma akan kecelakaan.
Ada yang punya tips????
Saya ingin bisa naik motor lagi hehehe

0 komentar:

Posting Komentar

About this blog

mari menulis dalam blog

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Cari Blog Ini